(Refleksi
Idul Fitri)[1]
Oleh: Muhammad
Taufik
Filsafat
adalah sebuah ilmu yang mencari makna dibalik makna, tidak hanya sekedar
mencari makna yang tersurat, tapi lebih dari itu berusaha mencari makna yang tersirat.
Semua itu berorientasi pada kesimpulan yang bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya
secara indra dan pengalaman (empirik), dan dapat dibuktikan dengan dalil-dalil
logika yang rasional. Bila seorang yang berfikir filosofis artinya ia mencoba
untuk mencapai tujuan tertinggi dari filsafat, yaitu kebijaksanaan (wisdom).
Orang yang berpikir kritis dengan cara
filsafat juga merupakan refresentasi nilai-nilai filsafat yang cinta
kepada kebijaksanaan, karena makna harfiah dari filsafat itu sendiri adalah
cinta kebijaksanaan (philos=cinta, sophos=kebijaksanaan).[2] Agar kita bisa mencapai maqom
(level) tersebut, maka diri kita, alam semesta dan segala isinya bisa menjadi
media kita untuk mendulang ilmu pengetahuan dan merengkuh kebijaksanaan.
Sesuai
dengan judul di atas penulis ingin membawa imajinasi kita untuk belajar pada
ciptaan Sang Khalik (creator ex nihilo), yaitu Tuhan menciptakan sesuatu
dari tidak ada menjadi ada. Karena itulah eksistensi manusia sebagai makhluk,
yaitu berawal dan berakhir. Tidak seperti Tuhan, yang tidak berawal dan tidak
berakhir. Semua itu melahirkan banyak pertanyaan yang muncul dalam pikiran
manusia. Al-Qur’an sebagai pedoman hidup manusia (way of life)
memberikan gambaran tersebut dalam ayatnya:
Q.S.
Fathir: 27
óOs9r& ts? ¨br& ©!$# tAtRr& z`ÏB Ïä!$yJ¡¡9$# [ä!$tB $oYô_t÷zr'sù ¾ÏmÎ/ ;NºtyJrO $¸ÿÎ=tFøC $pkçXºuqø9r& 4 z`ÏBur ÉA$t6Éfø9$# 7yã` ÖÙÎ/ ÖôJãmur ì#Î=tFøC $pkçXºuqø9r& Ü=Î/#{xîur ×qß
Tidakkah kamu melihat bahwasanya
Allah menurunkan hujan dari langit lalu kami hasilkan dengan hujan itu
buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. dan di antara gunung-gunung itu ada
garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang
hitam pekat.
1.
Ilmu Padi
Apa filosofi yang bisa kita mabil dari tanaman padi? Bila kita
perhatikan secara empirik (pengamatan indrawi) padi itu semakin berisi, semakin
ia merunduk. Tidak kita temukan ada batang
padi yang semakin berisi semakin kuat berdiri. Di sinilah letak
pelajaran yang bisa ditimba, yaitu bahwa semakin kita pintar, semakin kaya, semakin
tinggi jabatan, semakin terkenal janganlah kita menegakkan kepala dengan
pongahnya untuk menyombongkan diri. Kita jangan merasa yang paling hebat dan
sempurna.
Tetapi alangkah baiknya bila kita pintar, kaya, petinggi, populer tapi
tetap rendah hati. Semakin kita hebat mestinya kita semakin tawadhu’,
baik pada sesama manusia maupun di hadapan Allah. Kecerdasan tidak untuk
membodohi orang lain. Jadilah orang
pintar tapi jangan minteri. Kekayaan tidak membuat kita serakah
dan pelit, karena kita beranggapan bahwa kekayaan itu karena kita sendiri, dan
selalu ingin menumpuk harta sebanyak-banyaknya dengan berbagai cara. Memiliki
jabatan bukan untuk disalahgunakan, tetapi untuk kemaslahatan bersama. Terkenal
tidaklah membuat kita lupa diri, tetapi tetap merendah dan merasa orang biasa,
jauh dari sifat pongah dan sombong. Ingat ancaman Allah atas orang yang sombong
dalam Q.S al-Baqarah: 206.
#sÎ)ur @Ï% ã&s! È,¨?$# ©!$# çmø?xs{r& äo¨Ïèø9$# ÉOøOM}$$Î/ 4 ¼çmç7ó¡yssù æL©èygy_ 4 }§ø¤Î6s9ur ß$ygÏJø9$#
Dan
apabila dikatakan kepadanya: "Bertakwalah kepada Allah", bangkitlah
kesombongannya yang menyebabkannya berbuat dosa. Maka cukuplah (balasannya)
neraka jahannam. dan sungguh neraka Jahannam itu tempat tinggal yang
seburuk-buruknya.
2. Pohon Kelapa
Tahukah kita bahwa pohon kelapa adalah pohon yang banyak tumbuh di
negeri beriklim tropis ini adalah sebuah pohon yang kuat, ramah, sabar dan tahu
diri, serta banyak memberi manfaat kepada manusia? Coba perhatikan tipe dan
karakter dari pohon kelapa:
a. Pohon kelapa adalah pohon yang kuat, walau ia tinggi
menjulang sering diterpa angin kencang, tapi tetap ia bisa bertahan tegak. Hal
itu disebabkan akarnya kuat mencengkram di tanah.
b. Pohon kelapa agar lekas berbuah dan mudah dipanjat
ditoreh batangnya dengan golok. Dia tidak lantas mogok berbuah, tapi tetap
berbuah dan bersabar.
c. Nyiur tetap
melambai pada siapapun yang melihatnya, tak peduli orang itu suka padanya atau
tidak, artinya ia ramah dan tidak sombong.
d. Bila ada dua pohon kelapa yang saling berdekatan
sama-sama tumbuh, maka salah satu biasanya mengalah dengan tumbuh menyamping,
agar tidak saling mengganggu.
Pelajaran yang dapat kita ambil dari tipe pohon kelapa
adalah:
a. Jadilah kita manusia yang kuat dalam mencoba ujian dan
cobaan dalam hidup. Jangan mudah putus asa dan menyalahkan nasib. Bila iman dan
motivasi hidup kita kuat dan teguh menghujam laksana akar pohon kelapa maka
apapun bisa kita hadapi. Allah sangat menyukai orang seperti itu sesuai dengan
firmannya dalam Q.S. al-Ahqaf: 13-14
¨bÎ) tûïÏ%©!$# (#qä9$s% $oY/z ª!$# §NèO (#qßJ»s)tFó$# xsù ì$öqyz óOÎgøn=tæ wur öNèd cqçRtøts ÇÊÌÈ y7Í´¯»s9'ré& Ü=»ptõ¾r& Ïp¨Ypgø:$# tûïÏ$Î#»yz $pkÏù Lä!#ty_ $yJÎ/ (#qçR%x. tbqè=yJ÷èt ÇÊÍÈ
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan:
"Tuhan kami ialah Allah", Kemudian mereka tetap istiqamah Maka tidak
ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. Mereka
Itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas
apa yang Telah mereka kerjakan.
b. Walau batangnya ditoreh (disakiti), bahkan dikencingi
sekalipun tidak membuat ia enggan berbuah dan dendam. Bila kita kita bisa
menjadi orang yang sabar, pemaaf dan tidak pendendam alangkah indahnya dunia
ini. Padahal Allah sangat mengapresiasi orang yang sabar dalam Q.S. Ali Imran:
200
$ygr'¯»t úïÏ%©!$# (#qãYtB#uä (#rçÉ9ô¹$# (#rãÎ/$|¹ur (#qäÜÎ/#uur (#qà)¨?$#ur ©!$# öNä3ª=yès9 cqßsÎ=øÿè?
Hai
orang-orang yang beriman, Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan
tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah,
supaya kamu beruntung.
c. Ramahlah selalu pada siapapun, baik kepada orang yang
respek kepada kita maupun kepada orang yang memasang wajah antagonis kepada
kita.
d. Jadilah kita orang yang tahu diri, bukan orang yang
lupa diri, yang lupa pada orang yang pernah berjasa, berperan dalam hidup kita.
Hindarilah pameo: bagaikan kacang yang lupa pada kulitnya.
Lalu apa manfaat dari pohon
kelapa? Ternyata pohon kelapa dari pucuk hingga batangnya banyak memberi
manfaat bagi manusia. Daun pucuknya yang paling muda bisa dimakan, daun setengah
tua bisa untuk ketupat, lidinya untuk sapu, tempurung-serabut-isi-airnya semua
bermanfaat bagi kehidupan manusia. Sedangkan batangnya bisa untuk kayu bangunan
(glugu) dll.
Sebaiknya kita meniru pohon
kelapa ini yaitu menjadi orang yang bermanfaat bagi semua orang. Kehadiran kita
ditunggu-tunggu dan dibutuhkan semua orang. Jangan kehadiran kita justru
menyusahkan orang lain. Jadilah setiap ucapan dan perilaku kita bermanfaat bagi
semua orang, hal ini sesuai dengan sabda Nabi dalam hadisnya:
“Sebaik-baik manusia adalah
orang yang memberi manfaat bagi manusia lainnya”
3. Buah Kurma
Sebagaimana kita ketahui bahwa tanaman kurma hanya
banyak tumbuh di kawasan Timur Tengah. Tanaman kurma sudah ada sejak di zaman
Nabi, ada bermacam-macam kurma, mulai dari harga yang paling murah hingga kurma
Najwa yang paling mahal.
Penulis
di sini tidak membahas lika liku kurma, tetapi jadilah kita ibarat buah kurma.
Filosofinya adalah: walau bentuknya hitam, keriput (tidak kencang), tapi rasanya
manis dan banyak khasiatnya. Bila diibaratkan kita manusia yang menjalani hidup
di dunia, mungkin tidak jauh-jauh dari tampilan kurma. Fisik kita sudah tidak
sekuat dulu lagi, baut dan murnya mulai longgar, hingga mudah capek dan masuk
angin. Kulit tidak kencang lagi, gigi sudah mulai banyak yang rontok, uban
mulai tumbuh.
Tapi
apakah dengan tampilan seperti itu membuat kita merasa tidak berguna lagi?
Jawabannya tentu tidak. Penampilan boleh tidak menarik lagi karena dimakan
usia. Tapi eksistensinya tetap diharapkan orang lain. Kurma itu bentuk fisiknya
boleh jelek, kempis dan keriput. Tapi rasanya tetap manis dan manfaatnya
banyak. Kurma itu sekalipun manis, tapi aman dikonsumsi bagi pengidap diabetes
karena kadar gulanya tidak membahayakan kesehatan tubuh, tidak seperti manisnya
gula olahan dari tebu.
Walau kita sudah tua, mata sudah tidak
setajam dulu, tetapi kita disenangi, dihormati dan digugu, karena kita membawa
pencerahan kepada orang lain. Keberadaan kita menjadi tempat orang bertanya,
meminta nasihat dan pertimbangan. Janganlah menjadi manusia yang sudah tua,
jelek, miskin dan hanya menjadi beban orang lain dan tidak berguna.
Poin penting yang ingin penulis
sampaikan adalah mari dalam suasana Idul Fitri ini kita mencari pencerahan
dalam hidup, banyak belajar dari alam dan segala isinya untuk mempertebal
kualitas iman dan memperbanyak kuantitas ibadah kita kepada Allah. Kita mesti
ingat bahwa kesempatan yang ada dihadapan kita digunakan dengan sebaik-baik
mungkin untuk menjadi hamba Allah yang saleh. Karena kesempatan hari ini tidak
akan pernah kembali dan terulang pada hari esok.
Wa Allah ‘a’lam bi al-shawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar